Bogor, 30 Oktober 2024 – Dedi Mulyono Usulkan Aplikasi Pemantauan Gizi Anak. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus memperkuat upaya penanganan stunting dengan target penurunan dari 18,2 persen atau sekitar 3.000 anak menjadi 14 persen atau 1.800 anak. Komitmen ini diwujudkan melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan mitra swasta. Baru-baru ini, Pemkot Bogor bekerja sama dengan sebuah manajemen hotel untuk menjadi “orang tua asuh” bagi 24 anak di Kecamatan Bogor Tengah, demi memberikan dukungan gizi dan pendampingan intensif bagi anak-anak yang rentan stunting.
Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menekankan pentingnya penurunan angka stunting untuk membentuk generasi penerus yang sehat. “Penanganan stunting bukan sekadar isu kesehatan, tetapi juga langkah penting dalam menyiapkan masa depan anak-anak kita yang akan menjadi generasi penerus,” ujarnya.
Anggota Komisi 1 DPRD Kota Bogor, Dedi Mulyono, juga memberikan apresiasi terhadap program-program yang telah dijalankan Pemkot. Menurutnya, stunting adalah tantangan serius yang berdampak pada kesehatan dan masa depan anak-anak. “Stunting adalah ancaman bagi generasi muda kita. Pemkot Bogor sudah berada di jalur yang tepat, dan saya sangat mendukung kelanjutan program ini. Kita harus melahirkan generasi yang sehat untuk masa depan Kota Bogor,” kata Dedi.
Dedi Mulyono Usulkan Aplikasi Digital untuk Pemantauan Status Gizi
Sebagai langkah tambahan, Dedi Mulyono mengusulkan pengembangan aplikasi digital untuk memantau status gizi anak-anak di Kota Bogor, terinspirasi dari keberhasilan negara Kenya dalam menerapkan teknologi serupa untuk menurunkan angka stunting. “Dengan aplikasi pemantauan digital, kita dapat memonitor kondisi gizi anak-anak secara real-time dan langsung mengidentifikasi potensi masalah. Teknologi ini dapat membantu para orang tua, tenaga kesehatan, dan pemerintah dalam mengambil tindakan preventif yang tepat,” ujar Dedi.
Aplikasi ini diharapkan dapat digunakan oleh keluarga dan tenaga medis untuk memperbarui data status gizi anak secara berkala, memberikan rekomendasi asupan gizi yang sesuai, serta memudahkan akses informasi kesehatan terkait pencegahan stunting. “Dengan aplikasi ini, Pemkot Bogor dapat lebih mudah memantau kondisi gizi anak-anak di seluruh kota dan memberikan dukungan lebih cepat bagi mereka yang membutuhkan,” lanjutnya.
Program ‘Pentinglur’ dan Dukungan Luas untuk Pengentasan Stunting
Di samping kolaborasi eksternal, Pemkot Bogor juga menjalankan program ‘Pentinglur,’ yaitu inisiatif ASN menyumbangkan telur 1,5 kilogram sebagai dukungan tambahan bagi anak-anak yang memerlukan peningkatan gizi. Telur merupakan sumber protein penting dalam pertumbuhan anak, dan program ini telah memberikan kontribusi positif dalam menurunkan angka stunting di Kota Bogor.
Dengan berbagai program yang konsisten serta dukungan yang meluas, Pemkot Bogor optimis dapat mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14 persen. Dedi Mulyono menambahkan, “Kolaborasi seluruh pihak, termasuk partisipasi masyarakat dan sektor swasta, sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal. Kita perlu mengupayakan yang terbaik agar anak-anak Bogor terbebas dari risiko stunting.”
Pemkot Bogor berharap kolaborasi yang berjalan baik ini dapat menjadi model inspiratif bagi daerah lain untuk ikut serta dalam upaya mencapai Indonesia yang bebas stunting, demi masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.