Bogor, [10/09/2024] – Minimnya SMA Negeri di Bogor Selatan. Anggota DPRD Kota Bogor dari Daerah Pemilihan Bogor Selatan, Dedi Mulyono, menyuarakan perlunya perhatian lebih terhadap kebutuhan pendidikan menengah atas di wilayah Bogor Selatan. Dengan jumlah penduduk terbesar di Kota Bogor dan sistem zonasi yang diterapkan, keterbatasan jumlah SMA Negeri di wilayah ini menjadi kendala utama bagi warga untuk mendapatkan akses pendidikan yang merata.
“Pembangunan SMA Negeri baru di Bogor Selatan sangat mendesak. Saat ini hanya ada satu SMA Negeri di wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari 219.000 jiwa yang terdiri atas 16 kelurahan. Kondisi ini membuat banyak siswa harus bersaing ketat atau bahkan mencari alternatif sekolah di luar wilayah mereka,” ujar Dedi.
Dedi Mulyono menjelaskan bahwa kewenangan Pemerintah Kota Bogor dalam pendidikan terbatas pada jenjang SD dan SMP, sementara untuk tingkat SMA menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia berharap Pemprov Jawa Barat dapat menambah jumlah SMA Negeri di Bogor Selatan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
“Kewenangan kita di Kota Bogor ada di SD dan SMP, sementara pengelolaan dan pembangunan SMA berada di bawah Pemprov Jawa Barat. Kami berharap pada 2025 nanti, Provinsi Jawa Barat dapat memberikan perhatian khusus dengan menambah jumlah SMA di Kota Bogor, khususnya di Bogor Selatan. Angka lama belajar masyarakat kita saat ini rata-rata hanya 10,7 tahun, setara dengan kelas 2 SMA. Dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai, saya yakin angka ini bisa meningkat,” jelas Dedi.
Dampak Sistem Zonasi
Penerapan sistem zonasi bertujuan untuk pemerataan pendidikan dan mendekatkan siswa ke sekolah terdekat. Namun, dengan hanya satu SMA Negeri di Bogor Selatan, banyak siswa yang tidak dapat tertampung. Hal ini tidak hanya menimbulkan ketimpangan, tetapi juga beban ekonomi tambahan bagi keluarga yang harus menyekolahkan anak mereka ke sekolah swasta atau ke kecamatan lain.
“Sistem zonasi memang baik untuk pemerataan, tetapi harus diimbangi dengan sarana pendidikan yang cukup. Tanpa tambahan SMA Negeri, siswa di Bogor Selatan terus menghadapi kesulitan besar dalam mendapatkan pendidikan yang layak,” kata Dedi.
Dedi Mulyono menyoroti beberapa alasan mendesaknya pembangunan SMA Negeri baru di Bogor Selatan, di antaranya:
- Meningkatkan Akses Pendidikan: Dengan sekolah baru, siswa di Bogor Selatan tidak perlu bersaing secara tidak seimbang atau menempuh jarak jauh untuk mendapatkan pendidikan.
- Mengurangi Beban Biaya: Adanya SMA Negeri baru dapat mengurangi beban biaya orang tua yang harus menyekolahkan anak ke sekolah swasta atau luar kecamatan.
- Peningkatan Angka Lama Belajar: Penambahan sekolah dapat membantu meningkatkan angka lama belajar di Kota Bogor yang saat ini rata-rata hanya mencapai kelas 2 SMA.
- Mendukung Sistem Zonasi : Penambahan sekolah membantu sistem zonasi berjalan lebih optimal, dengan memastikan siswa tertampung di wilayah mereka.
Baca Juga : Atasi Kesemrawutan PPDB, Atang dan Annida Tawarkan Program Pembangunan 6 SMP Negeri Baru di Kota Bogor
Minimnya SMA Negeri di Bogor Selatan
Dedi menegaskan bahwa dirinya bersama DPRD Kota Bogor siap mendukung upaya Pemprov Jawa Barat untuk merealisasikan pembangunan SMA Negeri baru di Bogor Selatan. “Kami akan terus mengawal agar pemerintah provinsi menambah fasilitas pendidikan di wilayah ini. Pendidikan adalah hak dasar yang harus dipenuhi oleh negara, dan kami berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk mewujudkannya,” tegas Dedi.
Dengan usulan ini, diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera merespons kebutuhan mendesak pendidikan di Bogor Selatan. Penambahan SMA Negeri tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi siswa, tetapi juga mendorong pertumbuhan kualitas sumber daya manusia di Kota Bogor secara keseluruhan.