Guru Makin Langka di Kota Bogor, Dedi Mulyono: Jangan Tunggu Pendidikan Kita Runtuh!

Guru Makin Langka di Kota Bogor, Dedi Mulyono: Jangan Tunggu Pendidikan Kita Runtuh!

Kota Bogor [21/3/2025] – Guru Makin Langka di Kota Bogor, Dedi Mulyono: Jangan Tunggu Pendidikan Kita Runtuh. Kota Bogor sedang menghadapi krisis serius dalam dunia pendidikan. Kekurangan lebih dari 1.200 guru menjadi ancaman nyata bagi kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah negeri. Hal ini pun menuai sorotan tajam dari Anggota DPRD Kota Bogor, Dedi Mulyono, yang mendesak Wali Kota segera mengambil langkah konkret.

“Ini darurat! Jika tidak segera ditangani, kekurangan guru ini akan berdampak langsung pada masa depan anak-anak kita. Jangan tunggu sampai sistem pendidikan kita ambruk,” tegas Dedi saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bogor, Jumat (21/3/2025).

buku Siap Kawal Dedi Mulyono

Menurut laporan, kekurangan guru terjadi hampir di seluruh jenjang, khususnya guru kelas di SD dan guru mata pelajaran di SMP Negeri. Banyak sekolah yang terpaksa mengandalkan guru honorer tanpa status P3K, bahkan ada yang satu sekolah hanya memiliki 2 guru ASN aktif.

“Bayangkan, satu sekolah hanya punya 2 guru ASN. Sisanya honorer dengan beban kerja penuh tapi pendapatan minim. Ini sangat tidak manusiawi dan tidak layak secara sistem,” sambung Dedi.

Baca Juga : PLHUT Kota Bogor Rampung 2025, Dedi Mulyono: Warga Kini Punya Akses Layanan Haji dan Umrah yang Terpadu

Politisi dari dapil Bogor Selatan ini menyatakan bahwa kekurangan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan wacana dan program jangka panjang. Ia menilai pemerintah kota harus segera membuka formasi CPNS dan P3K secara signifikan, serta memperjuangkan anggaran khusus untuk percepatan pemenuhan tenaga pendidik.

“Jangan berlindung di balik keterbatasan anggaran. Pendidikan adalah prioritas utama. Kalau perlu, realokasi dari pos anggaran lain demi menyelamatkan generasi kita,” tandasnya.

Tak hanya soal jumlah, Dedi juga menyoroti distribusi guru yang tidak merata. Di wilayah pinggiran seperti Bogor Selatan, Tanah Sareal, dan Bogor Utara, banyak sekolah yang mengalami krisis guru lebih parah dibandingkan wilayah pusat kota.

“Ini bukan hanya soal teknis pengangkatan, tapi soal keadilan distribusi. Sekolah-sekolah di pinggiran jangan terus-menerus jadi korban kebijakan yang sentralistik,” tegasnya.

Dedi menegaskan bahwa DPRD siap memperjuangkan tambahan anggaran pendidikan dalam pembahasan RAPBD 2026 maupun RPJMD 2025–2030. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Kota Bogor untuk tidak lagi menormalisasi krisis kekurangan guru sebagai hal biasa.

“Kita sedang kehilangan generasi emas karena keterlambatan kita dalam bertindak. Ini waktunya semua pihak duduk bersama dan bergerak nyata,”pungkasnya.

Guru Makin Langka di Kota Bogor

dedi mulyono dprd kota bogor

Copyright © 2025 Dedi Mulyono